Cerita Anak - Kisah Pak Doblang
Pak Doblang adalah seorang pembuat kue, ia tinggal sendirian dirumahnya, kue buatan pak Doblang sangat lezat, sehingga banyak yang menyukainya dan membeli kuenya. Suatu hari saudara pak Doblang datang berkunjung, ia datang dari daerah bukit diluar kota, pak Doblang sangat senang menyambut kedatangannya apalagi saudaranya pak Doblang membawakan oleh-oleh buah strawbery.
Setelah
saudara pak Doblang pamit pulang, pak Doblang bersiap-siap membuat kue,
tiba-tiba terdengar suara anak kecil menangis, mereka adalah anak-anak tetangga
dari pak Doblang, mereka berebut buah strawberi yang dibeli dari pasar karena
belinya hanya sedikit, jadi mereka saling berebut. Mendengar tangisan anak-anak
tadi pak doblang tidak mau membagikan buah strawberinya “huh, aku akan
menjadikan buah strawberi ini menjadi kue dan selai, aku tidak mau berbagi”.
Kemudian
mulailah pak Doblang mengambil sedikit buah strawberinya untuk dijadikan kue,
ia sangat sayang dengan buah strawberinya, begitupun dengan keesokan harinya,
pak Doblang mengambil sedikit buah strawberinya untuk dijadikannya kue, karena
kelelahan, pak doblang lupa menyimpan buah strawberinya di lemari es.
Keesokan
harinya, ketika pak doblang hendak mengambil buah strawbery, ia sangat
terkejut, pak doblang terkejut melihat buah strawberinya yang banyak telah busuk
dan berjamur, “hah, ya ampun aku harus segera memilah buah strawberi ini,
memisahkan yang sudah busuk dan yang masih bagus”, ternyata buah strawberi yang
masih bagus tinggal setengah karung sambil menggerutu kesal, pak Doblang
membuang strawberi yang sudah busuk, pak Doblang binggung, mau diapakan buah
strawberinya “jika dijadikan kue terlalu banyak, aham aku jadikan selai
strawberi saja”. mulailah pak Doblang membuat selai strawbery di dapurnya,
beberapa jam kemudian akhirnya selai strawberinya pun jadi, pak doblang bisa
membuat satu toples besar selai strawbery, selainya pun enak dan lezat.
Tak
lama kemudian pak Doblang mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya ternyata
pak Bagong, teman sesama pembuat kue datang untuk berkunjung, “eh Bagong
masuklah”. “terima kasih Doblang, aku dari pasar mencari selai strawberi tapi
tidak ku temukan”, ternyata selai strawberi yang pak Bagong cari tidak ada di
toko jadi ia pulang tanpa membawa selai, karena telah berkeliling pasar, ia
sebentar ke rumah pak Doblang, sebelum ia berjalan lagi ke rumahnya di ujung
kota.
Pak Doblang berbicara dalam hatinya “kalau aku memberikan selai strawbery ini
keenakan si bagong, dapat selai strawbery yang sangat lezat nanti ia bisa bikin
kue seenak buatanku dengan selai ini" akhirnya pak Doblang tidak bercerita
tentang selai trawberinya, ia takut pak Bagong meminta selai strawberinya itu, tak lama kemudian pak bagong pun pulang
tanpa diberi selai strawberi buatan pak Doblang, kemudian pak Doblang mulai
membuat kue dengan menggunakan selai strawberi yang dia banggakan, setelah
kuenya selesai dibuat pak Doblang langsung menyimpanya untuk dijual besok pagi.
Pak Doblang merasa capek dan kelelahan, setelah selesai dia membuat kue, pak Doblang pun tertidur pulas sekali, ternyata pak doblang lupa menutup jendela
dapurnya karena sangat lelah dan mengantuk, pak Doblang tidak mendengar dua
kucingnya masuk lewat jendela dapurnya kedua kucing itu berkeliaran di dapur,
menumpahkan toples yang berisi selai strawbery “prakkk prankk”, suara piring
pecah membuat pak Doblang terbangun bukan main terkejutnya pak doblang melihat
dapurnya berantakan, dilihatnya selai kebanggaanya berceceran di lantai, pak Doblang menangis tersedit sedih “hah, ya ampun selaiku, aku kehilangan selaiku,
yang tersisa hanya seperempat di dasar toples” akhirnya pak Doblang merenung, mula-mula
ia pelit tidak mau berbagi buah strawberinya pada tetangganya, lalu trawberiNya
busuk, kemudian dia pelit tidak mau berbagi selai strawbery pada pak Bagong,
lalu selainya tumpah setengah toples pak Doblang tersadar dari kesalahannya, ia kapok
pak Doblang tidak mau pelit lagi.
Pak Doblang ingat kuenya berlapis selai strawberi ia ingin berbuat baik maka ia
ambil sepiring kemudian ia berikan pada tetangga yang punya 5 (lima) anak itu,
bukan main senangnya anak-anak itu menerima kue strawbery dari pak Doblang,
begitu pula dengan pak Doblang ia pun merasa senang melihat bahaginya anak
tetangganya itu karena kebaikannya itu, anak-anak tetangga itu mau membantu pak Doblang membuat kue kemudian mereka memberi sebuah keset yang bagus sebagai
ucapan terima kasih kepada pak Doblang.
Sesampainya
dirumah pak Doblang segera membungkus sisa selai strawberinya untuk diberikan
pada pak Bagong temanya, dia berharap pak Bagong senang dengan pemberiannya ini
dan bisa digunakan untuk membuat kue yang lezat, berangkatlah pak Doblang
dengan membawa selai strawberinya yang masih tersisa, sesampainya dirumah, pak Bagong bukan main senangnya pak bagong sangat senang sekali, karena selai
strawberi tersebut akan digunakan untuk membuat kue yang akan dijual besok, “wah
terima kasih doblang terima kasih banyak yah,, heheheh" ketika pak doblang
hendak pamit pulang pak Bagong memberikan sekantong kismis “terima kasih
bagong, aku senang sekali, hehehhe” akhirnya pak Doblang mengerti, kalau kita pelit kida akan merugi, tapi kalau kita suka berbagi dengan orang lain kita mendapatkan banyak balasan yang baik.
0 Response to "Kisah Pak Doblang"
Post a Comment