Cerita Fabel - Si Kancil dan Rubah yang Serakah
Sambil berjalan sirubah masih saja menggerutu “waduh, panas
sekali hari ini jadi malas dech berburu makanan hu hu hu panas”, ditengah jalan
si rubah melihat burung kutilang yang sedang makan di atas pohon, "huf itu ada
burung kutilang, makan apa ya dia? sepertinya makan keju, kayaknya nikmat
banget” tanya rubah dalam hatinya. “he hei kutilang yang cakep?. Kau sedang
apa? Apa kabar? lama ya kita tidak berjumpa, akhirnya kita ketemu juga?" Tanya si
Rubah, dan si rubah pun menceritakan pada burung kutilang bahwa banyak hewan
lain yang sedang membicarakan dirinya hewan-hewan lain mengatakan bahwa burung
kutilang telah kehilangan suaranya, namun burung kutilang hanya menggelengkan
kepalanya saja dan si Rubah pun tetap tidak percaya sambil terus membujuk si
kutilang agar berbicara dnegan maksud agar saat kutilang berbicara keju itupun
jatuh, dan rubah tinggal mengambil dan langsung memakannya, “hei.. coba jawab
dengan bicara, kalau cuma menggelengkan kepala aku masih ragu, jangan-jangan
memang benar apa yang diberitakan oleh hewan-hewan itu, oh,, kok kamu tetap
tidak bersuara? hanya memakai isyarat saja?, itu artinya benar, apa yang telah
manjadi gunjingan hewan-hewan di hutan ini, bahwa kamu menjadi bisu, kalu
memang begitu alangkah kecewanya diriku, karena tidak bisa menikmati indahnya
suaramu dan nyanyian merdumu wahai kutilang yang cantik?“ si kutilang pun
langsung menyahut dan seketika itu pun keju dalam mulutnya pun terjatuh “ah,
cukup itu tidak benar aku masi bisa bicara mana mungkin aku bisu? Ngawur,
siapa yang mengatakan itu? Benar-benar tidak bertanggung jawab, terima kasih
rubah sudah menyelamatkan kejuku, oh iya rubah apa kau mau aku menyanyikan
sesuatu rubah, la la la la la, mau kemana kamu? katanya kamu mau mendengarkan
suaraku? Dimana kejuku?" Namun si rubah justru pergi meninggalkan si kutilang
dan tidak memperdulikan apa yang dilakukan oleh si burung kutilang, dan si
kutilang baru menyadari bahwa dia sedang di tipu oleh si rubah yang licik.
Lalu si rubah pun santai sambil menikmati sepotong keju hasil
membohongi si kutilang, sebelum keju itu habis si rubah melihat seekor monyet
sedang bermain dengan buah apel yang sangat banyak, lalu ide buruk pun sudah
ada di kepala si rubah untuk membodohi si monyet dan memiliki buah apelnya,
rubah melempar batu ke arah monyet sambil berkata “wah wah, ternyata aku hebat
juga, ternyata lemparanku masih bagus dan mengenaimu, kalau begitu aku akan
terus menggunakan batu ini dan manjadikanmu sasarannya,” sambil terus melempar
si rubah terus saja mengejek si monyet, namun ternyata si monyet terkena tipuan dari si rubah, si monyet membalas lemparan tersebut dengan menggunakan
buah apel hingga habis, si rubah senang dan memunguti apel tersebut dan
membawanya pergi, dan si monyet pun sedih melihat apelnya telah habis di bawah
si rubah.
Siang itu si kancil melihat rubah yang sedang membawa banyak
makanan dari hasil menipu kutilang dan monyet “hai rubah, dari mana saja kamu?”
sapa kancil “wah tumben kamu cil, pakai
bertegur sapa segala ada urusan apa pakai nanyai aku? Mau minta makanan yang
banyak ini ya? Hah hah ketahuan kamu ya,
hahhaah” jawab si rubah, namun si kancil kembali menjawab “ye kamu salah aku
sudah kenyang, aku tadi diberi rubah sainganmu yang punya makanan jauh lebih banyak dari pada punyamu!" dengan
perasaan penasaran si rubah kembali bertanya pada kancil “rubah siapa? Dimana dia?
Jangan bikin aku cemas ya?” si kancil pun menjelaskan “makanya justru aku ingin
kasih tau kamu, bahkan dia menantang kamu, sekarang dia enak-enakan tidur
dirumah kamu hehe..”, si rubah pun makin gergetan."Jangan mengada-ada, mana
ada yang berani masuk rumah aku tanpa izin dulu? Hehehe” tuh samperin saja,
berani gak kamu? Ayo cepat sana” tantang si kancil
Si rubah bergegas pergi ke rumahnya sebelumnya si kancil telah
mamasang cermin di depan rumah rubah, tentu saat masuk kerumah si rubah akan
melihat bayangannya sendiri, si rubah mengira itulah rubah lain yang menjadi
musuhnya, rubah langsung menyerang cermin itu, terang saja dia langsung terluka
mengenai pecahan-pecahan kaca tersebut dia pun
akhirnya mengeram kesakitan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi,
sedang si kancil pun mengembalikan makanan yang dibawah rubah kepada pemiliknya
masing-masing.
0 Response to "Si Kancil dan Rubah yang serakah"
Post a Comment