Joko Kendil

Cerita Rakyat - Joko Kendil 

Pada suatu ketika hiduplah seorang anak yang bentuknya menyerupai kendil, dia dijuluki Joko Kendil oleh para penduduk sekitar ia tinggal. Ia sering diejek-ejek, dan dijahui teman-temannya karena bentuk tubuhnya yang aneh, namun ia tak pernah bersedih karena hal itu, ia tetap rajin bekerja membantu ibunya mengangkat barang barang bawaannya dari pasar. “Joko kendil, siapa yang mau main sama kamu! Badan cebol gitu hahahahaha”.
Suatu hari dikampung tempat tinggal Joko Kendil datanglah sebuah keluarga baru, keluarga sederhana yang mempunyai seorang anak laki-laki kurus dan botak, karena tidak ada sehelai rambutpun yang tumbuh dari kepalanya, ia dinamai si Gundul  “Akhirnya sampai juga ya bu di rumah baru kita , semoga si Gundul cepat mendapatkan teman ya bu ! “ seperti yang terjadi pada Joko Kendil, si Gundul yang sering diejek. “Gundul botak, Gundul tidak punya rambut!“ Si Gundul sering muram dan sedih karena ejekan teman-temannya “jangan sedih Gundul, biarkan saja mereka mengejek kita, kita memang punya kekurangan, tapi yang penting kita tidak menyakiti orang lain” begitu kata Joko Kendil menghibur Gundul
Sejak itu Joko Kendil dan si Gundul sering bermain bersama-sama, mereka berdua berdua bermain layang-layang, si Gundul sangat Jago bermain layang-layang, belum  ada anak dikampungnya yang bermain sehebat itu. Joko Kendil senang bermain denganya, selain itu si Gundul juga sangat jago memanah, ia mengajarkan Joko Kendil membidik anak Panahnya ke sasaran yang jauh dengan tepat. Persahabatan mereka makin erat meskipun anak-anak kampung meledek mereka.
Beberapa tahun kemudian, pada suatu hari dipasar, Joko kendil mendengar berita dikampungnya bahwa Raja mempunyai tiga orang Putri yang cantik "hai, dengar-dengar raja puny tiga Putri yang cantik-cantik, yang meminang Putri Raja adalah orang yang beruntung" Joko Kendil tertarik untuk melamar Putri sang Raja. Mendengar Joko Kendil hendak melamar Putri Raja orang-orang kampung memcemoohnya,  karena tidak mungkin diterima bila pemuda yang bentuknya seperti Joko Kendil yang melamar. “ei,,, Joko kendil mau melmar putri Raja, apa nggak salah, orang jelek gitu, apa Raja setuju punya menantu kayak Joko Kendil itu”
Hanya si Gundul satu-satunya yang memberi semangat pada Joko Kendil  “Aku percaya pada mu Joko Kendil, kau pasti punya alasan kuat untuk melamar Putri Raja kebaikan hatimu dan ketulusan serta kejujuran mu jauh lebih berharga, aku berharap sang Putri melihat semua itu pada dirimu. Ini busur kesayanganku, semoga busur ini dapat membantumu untuk menjaga diri“ Joko Kendil berterima kasih pada si Gundul “Terima kasih kawan.” Barangkatlah Joko Kendil dan dan ibunya ke istana. “Ada perlu apa ibu kemari !“ Ibu Joko Kendil menjelaskan maksud kedtangannya “Begini Raja, saya kemari ingin melamar salah satu Putri Raja untuk Putra saya yang bernam Joko Kendil” , salah dua Putri Raja tersebut menolaknya “ Joko Kendil Yang jelek itu mau melamar saya? ah tidak, aku tidak mau menikah dengan Joko Kendil. “Namun satu putrinya menerima lamaran itu“ Saya mau menikah dengan Joko Kendil saya menerima lamaranya. Putri itu adalah Putri bungsu Raja
Tak lama kemudian di istana di adakan ketangkasan mengadu memanah dan di menangkan oleh Kesatria tampan. Para Putri Raja sangat menyayangkan bahwa adiknya sudah terlanjur mau menikah dengan dengan Joko Kendil, padahal masih banyak Ksatria tampan yang mau menikahinya. Mendengar ucapan kakak-kakaknya tersebut Putri Bungsu itu menagis dan lari pergi ke kamarnya, ia membanting sebuah Guci untuk melampisakan amarahnya, Namun tiba-tiba muncullah Kesatria tampan yang berhasil memenangkan lomba memanah tadi masuk ke dalam kamar Putri. “Siapa kau? mengapa kau bisa kesini?“ tanya Putri. Ksatria tampan itu menjawab “Sesunguhnya, ku inilah Suamimi Putri, aku Joko Kendil, kini aku tidak bisa  berubah menjadi Joko Kendil seperti dulu karena Gucinya sudah pecah”.
Putri Bungsu dan Joko Kendil menghadap raja. Mereka berdua segera melaporkan hal ini pada sang Baginda Raja yang dengan suka cita segera mengumumkan ke seluruh penjuru kerajaan walaupun telah berubah wujud Joko Kendil tetap mengingat sahabatnya si Gundul di kampungnya untuk mengajaknya hidup di istana.
Sejak itu si Gundul hidup di Istana, si Gundul diangkat menjadi pelatih ketangkasan memanah Kerajaan. Mereka Tetap bersahabat, hidup rukun, saling mengahargai dan saling menyayangi satu sama lain.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Joko Kendil"

Post a Comment